ILUSTRASI belajar daring dari rumah /Rizki Saputra//PIXABAY |
Oktober 2020 menjadi bulan ke delapan sejak di temukannya kasus pertama Covid-19 di Indonesia pada 2 maret 2020. Masih dalam kondisi serupa saat PSBB mulai di sosialisasikan tak lama setelahnya. Sekolah-sekolah di rumahkan, sistem pendidikan 100% berbasis daring. Di Kota Sukabumi sendiri sekolah mulai di rumahkan sejak 16 Maret 2020 dan hingga hari ini belum ada kepastian kapan kita akan mulai kembali ke sekolah?.
Di
era serba digital ini , daring menjadi pilihan paling alternatif untuk tetap memberikan
layanan pendidik pada siswa. Mengingat resiko yang ditimbulkan dari aktifitas
tatap muka begitu besar, dengan terpaksa pembelajaran daring ini harus tetap
dilaksanakan. Termasuk tantangan demi tantangan juga segala bentuk keterbatasan
yang ada di dalamnya
Tantangan
besar pun di mulai beberapa pekan setelah aktifitas belajar secara daring di lakukan. Muncul banyak
keluhan khususnya di barisan para emak yang
mengaku kewalahan membimbing anak-anak
mereka di rumah.” The power of emak-emak”
kembali menjadi hastag paling di gunakan, setelah tersebar banyak video tentang
bagaimana para emak turun tangan untuk mengajari anak mereka di balut candaan
khas emak-emak. Walau pun tak sedikit pula aktifitas tersebut memunculkan
amarah dari para emak kepada anak-anaknya.
Di
kutip dari Muslimahnews.com yang memaparkan tentang bagaimana seorang guru
Taman Kanak-kanak (TK) sempat melakukan eksperimen sosial di laman facebook. Pertanyaan
yang diajukan adalah bagaimana pendapat dan tanggapan para orang tua terkait pembelajaran melaui daring?. Dari hampir
100 respon yang masuk komentar emak-emak di dominasi dengan ungkapan seperti
ribet, salto, jungkir balik, uji kesabaran, bikin darting serta pengeluaran yang semakin membangkak.
Walaupun
tidak mewakili jawaban seluruh orang tua di Indonesia, namun jawaban tersebut
cukup mewakili perasaan mereka yang di buat darting karena pembelajaran daring. Lama-lama panas juga nih hati emak, minum cendol
dingin sambil selonjoran tengah hari sepertinya bisa diandalkan untuk
mendinginkan perasaan :D. Bisa melipir dulu nggak nih kira-kira, eitsssssss…….
google.com |
Masih
dari sumber yang sama Muslimahnews.com, inilah beberapa keluhan emak-emak
terkait pembelajaran daring
1. Anak Mengakses Gadget
P Permasalahan anak dengan gadget menjadi masalah sosial yang tak sedikit menjadi
sorotan. Beragam upaya untuk membatasi penggunaan gadget pada anak pun
disosialisasikan. Setelah pandemi yang memaksa anak harus belajar secara
daring, tentu penggunaan gadget menjadi media paling vital untuk mendukung
proses belajar.
2. Pengeluaran melonjak
Pandemi
mengurangi produktifitas, begitu faktanya. Perekonomian melemah orang tentu
perlu lebih ketat mengatur keuangan juga pengeluaran. Lalu apa yang sebenarnya
terjadi setelah pembelajaran daring harus di lakukan?. Bukan rahasia jika
daring ini memerlukan cukup kuota untuk tetap mendapatkan akses pembelajaran. Demikian
karenanya pengeluaran untuk kuota
internet semakin melonjak.
3. Orang Tua Bekerja
Tidak semua
orangtua berada di rumah dan siap membimbing pembelajaran secara daring. Banyak
orang tua yang tetap harus bekerja dan baru ada di rumah saat sore menjelang
malam tiba.
Anak yang tidak
di fasilitasi gadget tentu harus menunggu orangtua mereka pulang bekerja baru
bisa mengerjakan tugasnya.
4. Tidak Punya Gadge
Tak sedikit oran
tua yang tidak memiliki gadget, atau satu rumah hanya memiliki satu buah gadget
yang di gunakan Sang ayah untuk bekerja. Hal ini pula yang banyak di keluhkan
masyarakat saat ini.
5. Kendala Jaringan
Kasus kegagalan
ikut belajar daring karena tidak adanya jaringan juga banyak di keluhkan. Memang
begitu fakta sesungguhnya. Apalagi di beberapa daerah pedalaman yang akses
internet nya sangat terbatas.
Itulah
beberpa kondisi yang umum terjadi di masyarakat khususnya emak dan anak yang di
hadapkan pada pembelajaran daring dengan segala keterbatasannya. Delapan bulan
berlalu dan entah kapan akan berakhir?. Sepertinya emak-emak, siswa juga guru perlu cukup hiburan untuk berdamai dengan kondisi ini. Doa dan harapan
yang senantiasa terucap semoga pandemi ini segera berakhir.
No comments:
Post a Comment