Sunday, December 24, 2017

BATU TAPAK (Family Camp Part 1)

December 24, 2017 0 Comments
       
doc. Batu Tapak 
  Ketika hidup adalah tentang bagaimana memberi kepuasan terhadap diri. Banyak cara yang bisa dilakukan  dan setiap orang memiliki caranya sendiri. Aku adalah yang menjadi salah satu dari sekian banyak orang dengan  minat membangun kepusannya mengarah pada dominasi mencintai alam. Tapi bukan berarti saya adalah generasi milenial yang membutakan diri dari perkembangan teknologi yanng mungkin semakin mendominasi generasi kids jaman now, hihi. saya tetap membuka diri terhadap perkembangan dan pertumbuhan zaman yang semakin memudahkan kita mengakses lebih banyak informasi. 

          Next... ngomong-ngomong soal informasi, akhirnya informasi yang aku dapet tiga hari  lalu bikin aku terdampar di kaki gunung malam ini, and you know kan gimana dinginnya suhu disini?. ceritanya lintas gunung nii kite, soalnya aku tinggal di wilayah kaki gunung gede sementara hari aku dan all my family agak nekat ngambil tema liburan dengan nuansa perkemahan, so... this for the first time buat kita and Masya Allah banget ketika untuk pertama kali pula menginjakkan kaki di tempat ini. 

       Sebuah tempat yang menyediakan fasilitas kemah berkelas menengah keatas yang recommended banget guys. Gimana nggak.. disini kita bisa ngerasain nuansa kemah jaman now yang very comfortable. Apalagi buat kamu yang setiap hari disibukkan dengan setumpuk rutinitas yang menjenuhkan. So…. Di moment liburan kayak gini wajib banget dateng ke lokasi perkemahan ini.

          Keasikkan testi sampe lupa ngasih tau tempat apa yang aku maksud. And… thiiiiiiis iiiiissss Batu Tapak Cidahu Sukabumi. Nah loh!!! Sukabumi punya tempat kemah yang comfortable banget??, artinya kita orang sukabumi nggak perlu sibuk cari tempat wisata alam sampe jauh-jauh ke luar kota, kalo di Sukabumi masih banyak yang kek begini kenapa nggak kita coba eksplor tempat terdekat dari kita. Selain biaya akomodasi lebih murah kita juga nggak perlu nguras energi untuk bepergian jauh yang juga makan waktu.

          Sekilas tentang Batu Tapak yang menjadi sebuah lokasi perkemahan (Camping Ground), terletak di kawasan hutan lindung bukit Cangkuang, tepatnya Desa Cidahu di kaki Gunung Salak Sukabumi – Jawa Barat. Lokasi camping groun ini sangat bersih dan tertata dengan baik. Tenda-tenda berbagai tipe dipasang berderet memanjang dengan terpal yang meneduhinya. Disamping itu fasilitas penunjang lainnya seperti mushola dan toilet juga sumber air dalam keadaan bersih dan sangat layak pakai. 


Doc. Batu Tapak 


         
Doc. Batu Tapak
 Sekitar ±30 meter dari Front office kita langsung memasuki kawasan perkemahan dengan view pemandangan alam yang memanjakan mata. Pemandangan ini dapat terlihat jelas mengelilingi lokasi perkemahan, so dimanapun posisi kita, kita tetep bisa liat pemandangan khas pegunungan yang  bikin kita makin bersyukur sama apa yang Allah ciptakan.


          Disamping itu, saat ini kita sebagai generasi millenial semakin dimudahkan dan dimanjakan dengan sesuatu yang serba online,  termasuk aku dan keluarga, hehe. Jadi ketika tadi sore sekitar pukul 16:00 WIB kita tiba di lokasi dan langsung menuju Front Office untuk registrasi ulang, tunjukkan bukti transfer dan tinggal angkut barang ke tenda, camp pun dimulai.

         Cuman tinggal registrasi ulang looh, jadi kita nggak perlu ribet pilih paket berkemah saat kita dateng ke lokasi karena sebelumnya kita sudah reservasi paket dengan tenda serta jumlah tenda pilihan, setelah reservasi, pihak Batu tapak ngasih kita billing untuk kemudian kita transfer  sejumlah yang tertera di bill itu. Gampang kan???.  Jadi udah nggak usah ribet lagi.

          Kita, berhubung rakyatnya banyak wkwkwk (hampir 15 orang) akhirnya pilih paket reguler 3  hari 2 malam dengan tenda dom damar kapasitas 6 orang .Tapi guys… tendanya lumayan luas, ini aja kita satu tenda bisa nampung lebih dari 6 orang plus barang bawaan kitee yang seabreg.

          Dan ini malam pertama buat kita, besok adalah time to ngurilingan (berkeliling) destinasi yang ada disini termasuk wahana outboand yang dengan 100 K udah bisa puas cobain semua wahananya. So….  Ini sudah hampir pukul 01:00 malam, saatnya aku tidur dengan bahagia karena masih bisa ngeblog sambil kemah di kaki Gunung Salak dengan jaringan 4G yang manteng terussssss….whahahakkkk.
  


Monday, November 27, 2017

Karena Seorang Ibu, Dari Ibu, Menjadi Ibu dan Untuk Ibu

November 27, 2017 0 Comments
                Seistimewa apa seorang perempuan?. Bagiku karena perempuanadalah seorang ibu. Yang dalam riwayat disebutkan kedudukannya menjadi terdepan tiga kali dari seorang laki-laki. Kita sendiri tahu, bahwa seorang sahabat pernah bertanya kepada Rasulullah SAW perihal ini. Dia berkata “Ya Rasulullah siapa didunia ini yang paling harus aku patuhi? Rasul menjawab “Ibumu”, kemudian sahabat kembali bertanya “Kemudian siapa ya Rasulullah?”, Rasul kembali menjawab “Ibumu”. Tak puas sampai disitu sahabat kembali menanyakan hal serupa dan Rasulpun menjawab “Ibumu kemudian ayahmu”. Dari peristiwa dfi atas kita faham bukan seistimewa apa seorang ibu dalam perspektif islam dan dia terlahir dari seorang perempuan , sebagai perempuan tapi tak selamanya melahirkan perempuan.
                Hari ini aku semakin yakin bahwa seorang perempuan sebagai ibu menjadi sangat istimewa. Seperti sebuah kekuatan yang dengan sendirinya membawa naluri setiap insan untuk memanggilnya. Keyakina yang bukan aku lihat secara langsung dari ibuku. Dia tiada satu tahu silam dan kini aku merindunya, semakin merindukannya. Aku melihat itu dari seorang ibu yang melahirkan ibuku, ya… nenekku. Dia jatuh sakit setelah sekian lama rona bahagia yang senantiasa terpancar dari sepasang mata sayunya seakan menghilang perlahan setelah kepergian mama putri yang dicintainya. Hari ini dia ter baring setelah sepuluh hari lalu terjatuh dari tempat tidurnya.
                Dari apa yang aku lihat, aku semakin bersyukur dan berterima kasih karena Allah tidak membiarkan mama mengalami penderitaan sakit yang cukup lama sebelum akhirnya menghela nafas terakhir di penghujung tahun 2016. Sementara aku tak tahan melihat nenek melawan sakit teramat pada raganya yang semakin rapuh dan menua.
                Nenek seketika mengingatkanku pada kondisi dimana aku terbaring dalam sakitku beberapa minggu lalu. Disadari atau tidak, ada atau tiada yang aku ingat ketika sakit itu selain Allah adalah mamah. Nama pertama yang aku panggil juga mama. Sekalipun aku tahu dan sadar bahwa beliau tak akan melakukan apapun lagi saat itu, dia mungkin melihat tapi melakukan sesuatu untuk membuatku kembali bersemangat ketika terbaring adalah sebuah ketidak mungkinya yang sangat jelas dan nyata. Dan itulah keistimewaan seorang ibu bagiku. Disadar atau tidak, ada atau tiada raganya. Naluri membawaku pada ingatan tentangnya.
                Serupa aku, nenek pun melakukan hal yang sama ketika sakit semakin mendera tubuh yang tampak pucat pasi itu. Dia menyeru ibunya, memohon ampun kepada Allah dan mungkin harapan terbesarnya saat ini adalah ia ingin kembali menjadi ia buluhan tahun silam. Yang ketika sakit diperlakukan sangat baik oleh ibunya. Yang ketika sakit memperoleh carge energi yang membuatnya kembali bersemangat melanjutkan hidup, yang ketika sakit mendengar kalimat-kalimat yang mennguatkan raganya, yang ketika sakit dipenuhi segala keinginan dan kebutuhan fisik serta mentalnya.

Setua apapun ia saat ini, tak peduli  berapa perempuan dan laki-laki yang terlahir dari rahimnya, sebanyak apa pengalaman hidup yang ia dapat dan akhirnya mendewasakan. Dia tetap seorang anak yang terlahir dari rahim ibunya. Ia seorang ibu yang juga terlahir dari seorang ibu. Ddai tetap seorang anak yang menjadi ibu hebat karena seorang ibu. Karena seorang ibu, dari ibu, dan menjadi ibu, begitu seterusnya. Sungguh kuasa Allah membuat perempuan sebagai ibu menjadi topik yang menakjubkan.