ABOUT ME
"Tak Ada Batas Syukur"
Pada satu masa, aku pernah merasa sangat bahagia dan aku menikmati itu. Tanpa menyadari ada apa dibalik kebahagiaan itu, apa yang akan terjadi setelah itu??.
Aku terlelap, terlena karena kenikmatan hidup yang tak pernah aku maknai sebagai ujian yang Allah kirim dalam wujud yang indah. Aku lupa apa yang seharusnya aku lakukan sebagi hamba ata nikmat yang Tuhannya berikan.
Syukur..
Ya... aku melupakan satu kata itu. Satu kata sederhana namun berarti besar.
Ketika itu, syukurku masih terbatas pada apa yang aku rasa indah, pada apa yang aku rasa sempurna. Diluar itu aku lupa akan banyak hal yang seharusnya amat aku syukuri.
Kesehatan, pekerjaan yang membawaku pada banyak hal baru, Waktu yang setiap detiknya menjadi sangat berarti, teman dan sahabat yang luar biasa, sosok-sosok inspiratif yang juga Allah hadirkan pada saat yang bersamaan dan yang terpenting adalah peran keluarga yang begitu besar dalam setiap langkah yang ku pijak.
Mungkin Allah merasa iba dan miris akan apa yang benar-benar terjadi padaku saat itu. Hidup dalam kebahagiaan namun dengan syukur yang masih sangat terbatas.
Hingga pada suatu ketika, seperti membalikkan telapak tangan semua berubah hingga hampir 180 derajat.
Melalui berbagai peristiwa, Ia menghadapkanku pada kegagalan melewati dengan baik peristiwa demi peristiwa itu. Melakukan banyak kelalaian, melakukan kesalahan - kesalahan besar dalam setiap pengambilan keputusan, dan yang terparah aku menenggelamkan diriku dalam kegalauan yang aku sikapi dengan tidak semestinya. Mengisolasi diri, murung bahkan secara tidak sadar mungkin saat itu aku mengalami frustasi dengan kadar yang masih ringan. Tak lagi memperoleh ketenangan hati, merasa semakin jauh dengan Ia dan nikmatNya. Membelakangi setiap kebaikan dan melakukan banyak pembenaran atas sesuatu yang sebenarnya semakin tampak salah..
Dampaknya, aku menghancurkan semua yang telah susah payah aku bangun. Mencabut sendiri kenikmatan - kenikmatan yang semula Allah berikan. rizky, pekerjaan dan hubungan sosial yang memburuk dengan sesama bahkan lingkungan keluarga. Kehilangan sosok - sosok inspiratif, teman juga sahabat.
Bukan mereka yang menjauhi. Tapi aku, aku yang semakin giat membangun dinding pembatas , semakin memberi jarak dan perlahan semua tenggelam.
Dalam penyesalan dan kegalauan yang semakin memuncak. Menyerah dan putus asa, hanya itu yang terfikir.
Dan Allah kemudian kembali menyelamatkanku setelah sekian banyak bentuk penyelamatan yang ia lakukan namun tak pernah aku maknai dengan sebuah ungkapan syukur.
Allah semakin menyelamatkanku dengan membuka pintu pintu yang sebenarnya masih menjadi misteri. Entah apa yang akan terjadi setelahnya. Yang terpenting Allah telah tunjukkan seberapa penting mensyukuri nikmatnya?, seberapa banyak kenikmatan - kenikmatan yang patut disyukuri itu??. Jawabannya "tak berbatas". Ya... Karena bagaimana dan dalam bentuk apapun sesuatu atau peristiwa yang terjadi itulah nikmat yang patut aku syukuri. Terlepas setiap peristiwa itu berujung pada sebuah kebahagiaan atau sebaliknya. Nikmatilah.... !!!!!
Bismillah untuk selalu berfikir positif #KeepPosthing