Di atas keragu-raguan
Dengan terpaksa ku bangun kepercayaan
Disapu angin di terpa bagai
Bagiku hanya ujian
Sebuah dinding membatasi nalar
Meghalangi pandanganku pada langit
Yang sejatinya selalu berwarna biru
Kala itu yang tampak bagiku
Dia merah bak warna kesukaanku
Benar-benar di luar nalar
Saat tak sedikit pun ku saksikan celah
Tak sedikit pun ku temukan salah
Terikat hatiku, oleh bunga yang sejatinya palsu.
Palsu dan menjebak ku.
Mungkinkah aku lupa?
No comments:
Post a Comment