www.google.com |
Bekerja
secara berkelompok tentu sering kita temui dalam setiap proses pembelajaran di semua jenjang pendidikan. Entah itu TK/RA, SD,
SMP, SMA, hinga Perguruan Tinggi dan ini menjadi penting dilakukan sebagai
upaya membangun kemampuan bekerja sama antar peserta didik. Mungkin tidak
terlalu menjadi rumit jika itu dilakukan di jenjang pedidikan SD hingga
Perguruan Tinggi. Tapi bagaimana dengan anak usia dini??.
Pada
dasarnya anak usia dini cukup mudah dikendalikan untuk dapat melakukan kegiatan
bekerja secara berkelompok. Hanya saja terkadang sebagian guru beranggapan
bahwa memberika tugas secara berkelompok adalah sesuatu yang cukup rumit hingga
merasa lebih baik itu tidak dilakukan, begitu pun saya pada mulanya.
Akhirnya
sempat beberapa kali melakukan pembelajaran berkelompok di Raudhatul Athfal
tempat saya mengajar sebelum pandemi datang. Pada mulanya memang terasa rumit,
harus membagi anak-anak menjadi beberapa kelompok, menegaskan kepada anak bahwa
mereka akan bekerja sama, tidak mengerjakan tugasnya sendiri dan akan saling
berbagi peran.
Tentu
itu bukan hal yang mudah, mengingat anak-anak perlu diingatkan secara berulang.
Belum lagi berhadapan dengan usia mereka yang masih dominan egosentrisnya, ada yang belum mau mengalah
hingga terjadi pertengkaran khas anak selama proses melakukan pekerjaan secara
berkelompok.
Satu
ketika saya memberi tugas secara berkelompok untuk menanam biiji kecambah. Saya membagi anak-anak dalam kelompok kecil yaitu
dua anak per kelompok. Tugas mereka adalah menulis nama anggota kelompok dan
menempelnya pada gelas plastik untuk menanan kecambah yang sebelumnya telah di
sediakan. Berikutnya adalah bersama sama menanam kecambah dengan memasukan
kapas, air dan biji kacang hijau ke dalam gelas yang telah mereka beri nama
sebelumnya.
Banyak
hal yang saya temukan ketika mendampingi mereka melakukan tugasnya. Mulai dari
anak-anak yang terlihat kaku berkomunikasi dengan teman satu kelompoknya,
karena merasa tidak begitu dekat. Atmosfir belajar sambil bermain yang tersaji
dalam bentuk kerjasama antara teman. Serta tingkah polah mereka yang beragam
dan penuh kejutan. Bahkan beberapa hal yang tak pernah saya temukan sebelumnya,
ada pada proses belajar kelompok anak usia dini.
Jangan
tanya tentang kerumitan, saya menghadapi itu, tapi lebih dari kerumitan yang di
alami ada kepuasan menyaksikan anak-anak menunjukkan potensi yang belum pernah
saya lihat ketika mereka belajar secara individual. Maka dari itu kita sebagai
pendidik jangan merasa takut atau malas
untuk mulai menghadapkan anak didik kita pada proses belajar kelompok. Karena tersimpan
banyak kejutan di dalamnya yang mungkin tidak kita temukan sebelumnya.
No comments:
Post a Comment