Monday, September 21, 2020

"Penulis Jujur", Mungkin Saya Belum

 

id.pinterest.com

                Bismillah….

                Kembali pada aktivitas yang belakangan menjadi rutinitas sejak memutuskan mengikuti event One Day One Post.  Memposting satu hari satu tulisan yang hanya bisa saya lakukan dimalam hari, memberikan atmosfir berbeda dari rutinitas saya sebelumnya. Ada kebanggaan tersendiri tatkala melihat blog terisi cukup banyak tulisa-tulisan sendiri. Padahal sebelumnya blog hanya sempat diisi paling tidak satu kali selama 3 bulan, itu pun jika ingin.

                Ngomong-ngomong soal menulis yang menjadi aktivitas utama di ODOP. Kami pun melakukan apa yang disebut Blog Walking  atau mengunjungi blog teman-teman lain di Squadron Blog. Nah.. tadi siang saya mengunjungi beberapa blog dan menemukan satu blog milik kak Indah Lidya yang artikelnya related banget sama kegalauang saya akhir-akhir ini.

                Jadi artikel kak Indah itu membahas tentang bagaimana menjadi penulis yang jujur. Menurut kak Indah menulis itu adalah aktivitas yang membutuhkan keterlibatan emosi di dalamnya. Dimana ketika seseorang menulis tentu dia harus mampu menyampaikan rasa dari apa yang di tulisnya kepada pembaca. Jadi bagaimana bisa penulis memberi rasa pada setiap kata, jika dia tidak melibatkan emosi dan jujur terhadap apa yang ditulisnya.

                Terkait menulis yang melibatkan emosi dan jujur terhadap apa yang saya rasakan ketika menulis. Beberapa waktu lalu sempat berbincang dengan teman sesama penulis tentang apa yang saya alami berkaitan dengan ini. dimana saat ini saya tengan  merasa  kehilangan rasa ketika menulis. Menulis hanya untuk menyelesaikan tantangan tanpa merasa memiliki tanggung jawab untuk  menyampaikan pesan dari apa yang sedang saya tulis

                Rasanya benar-benar hambar, saat menulis hanya mendapat kepuasan karena menyelesaikan satu tulisan.  Bukan puas Karena mampu menyampaikan sesuatu kepada pembaca yang didalamnya memiliki pesan-pesan positif. Dan yang paling miris adalah ketika membaca ulang tulisan, saya tidak merasakan hadirnya ruh dalam tulisan tersebut, kosong dan hampa. Bagaimana pembaca merasakan ruh dari apa yang saya tulis jika penulisnya sendiri tidak merasakan itu. Mungkin ini yang disebut dengan ketidak jujuran seorang penulis terhadap karyanya.

                Setelah membaca artikel kak Indah, saya menyadari beberapa hal penting yang perlu di fikirkan ketika hendak menulis. Agar saya tidak hanya sekedar menulis, tapi juga mampu berbagi hal-hal positif dari apa yang saya tuangkan dalam kata. Serta terimakasih untuk kak Indah yang juga memberi tips menjadi penulis yang jujur dalam artikelnya.  

No comments:

Post a Comment