Thursday, September 10, 2020

ODOP, Strategi dan Harapan

 

Menulis tanpa komunitas jelas bagai sayur tanpa garam, rasanya hambar. Bagai menjalani hari tanpa kamu, eakkkk.

       Saya merasakan sekali perbedaan menyalurkan hobi menulis dengan dan tanpa di dampingi komunitas. Jika sebelumnya menulis dengan kaidah-kaidah yang ditentukan semau gue, dan dengan segala keterbatasan pengetahuan terkait dunia literasi. Membuat saya benar-benar egois dan merasa memiliki bakat menulis di lingkungan pribadi.

                Sementar setelah mengikuti komunitas, walaupun belum sah sebagai anggota… wkwkwk, akhirnya  mulai menyadari  bahwa di luar dari lingkungan sendiri,  saya menemukan banyak penulis-penulis berbakat yang sangat potensial. Dengan begitu sadar bahwa mimpi menjadi penulis yang produktif, sangat penting untuk mencari dan masuk lingkungan dimana berkumpul penulis-penulis hebat di dalamnya.

      Sampai saya menemukan komunitas ODOP (One Day One Post) dan mengikuti salah satu eventnya bertajuk Ramadhan Writing Challenge. Kesan pertama bergabung adalah perasaan takjub tentang betapa saya merasa sangat diuntungkan oleh kehadiran komunitas ODOP. Bagaimana tidak?, karena ODOP saya mulai sedikit banyak menemukan potensi diri dalam aktifitas menulis. Menemukan teman-teman baru sesama aktifis literasi. ODOP menghadirkanbanyak pengalaman baru dalam meyalurka hobi menulis.

          Selepas berakhirnya event RWC, saat ini saya tengah kembali bergabung bersama sahabat-sahaba ODOP untuk menyelesaikan tantangan menulis selama 3 bulan ke depan. Tentu perlu melakukan beberapa strategi untuk tetap bertahan dan berjuang sampai akhir. Mengatur segala sesuatunya agar aktifitas one day one post tidak kemudian  malah menjadi beban mental karena harus menulis setiap hari.

           Dengan begitu, menjadi sangat penting mengatur strategi agar Lulus sebagai anggota Komunitas ODOP serta aktifitas menulis dan aktifitas lain dapat dilakukan secara efektif. Dalam hal ini strategi yang saya secara pribadi lakukan diantaranya :

1.      1.   Mengatur Waktu Menulis

    Memasuki hari ke-5 tantangan ODOP, bagi saya sendiri waktu terbaik menulis adalah pada malam hari. Dan pada akhirnya itu akan selalu saya lakukan mengingat kenyamanan menulis dan menghasilkan tulisan pada malam hari.

2.     2.   Konsistensi

    Konsistensi benar-benar di perlukan dalam menulis, apalagi menulis untuk sebuah tantangan seperti di komunitas ODOP. Karena tanpa konsistensi kian hari kita kian di pusingkan dengan tugas menulis yang semakin menumpuk

3.       3. Do With Heart

    Bagi saya penting melakukan sesuatu dengan hati dan penuh  keikhlasan. Selain agar tetap berada dalam koridor bahwa menulis adalah memberi kebermanfaatan bagi banyak orang, juga agar aktifitas menulis benar-benar menjadi salah satu kebahagiaan serta kepuasan hati.

    Sementara hanya itu strategi yang saya gunakan untuk tetap mengikuti setiap tantangan di komunitas ODOP. Harapan selama berada dalam komunitas ini adalah semoga saya secara pribadi dapat semakin mengasah kemampuan, bakat dan minat dalam bidang literasi. Dan semoga saja Komunitas ODOP kelak dapat memfasilitasi kami para member untuk saling bertegur sapa tidak hanya di dunia maya.

No comments:

Post a Comment