Tuesday, April 14, 2020

Tikus-Tikus Rumah, dan WFH

Picture from Pinterest

                Kalau ditanya tips unik apa yang bisa dilakukan selama masa karantina ini, saya punya dan mungkin bisa teman-teman coba.
                Jadi ceritanya  kemarin , ketika rebahan sambil share tugas sekolah anak-anak yang satu bulan terakhir ini dirumahkan. Saya mendengar teriakan orang rumah yang ketika dihampiri masing-masing sudah siap dengan alat tempurnya mulai dari sapu, sapu lidi hingga pel an. Eitsssss…. Alat-alat itu justru tidak digunakan untuk membersihkan rumah dan semua sudutnya.
                “Lah….. terus buat apa?”
                “Untuk berburu tikus rumah”
                Mungkin tidak semua orang merasa bermasalah dengan kehadiran mereka . Tapi sebagian besar orang termasuk saya merasa sangat bermasalah dengan gangguan yang ditimbulkan dari kehadiran para tikus rumah.
                Bau tidah enak, barang – barang yang tiba tiba hilang  karena di seret ke semua sudut rumah yang tidak terjamah manusia. Seperti kolong meja atau tempat tidur, di belakang mesin lemari pendingin hingga di bawah mesin cuci. Juga pakaian yang rusak karena digerogoti mulut tajamnya. Tidak hanya itu, kepanikanakan muncul ketika si tikut melintas begitu saja dihadapan kami membuat kehebohan tak terelakan.
                Didasari itu, Kemarin pagi kami mengisi masa WFH dengan sesuatu yang berbeda dari biasanya, yaitu berburu tikus –tikus rumah. Di awali dengan ketidak yakinan akan hal itu kami memberanikan  diri memberi reaksi atas kejengahan yang dirasa sudah cukup lama ini.
                Jengah??, ya….. sudah berbagai cara dilakukan untuk mengusir para tikus termasuk menyebar jebakan-jebakan agar meminimalisir kehadiran mereka. Hasilnya nol besar, hingga puncaknya adalah kemarin setelah beberapa hari lalu seisi rumah di bersihkan dan menciptakan suasana lebih nyaman. Tiba-tiba sang tikus rumah yang tidak  ditemukan sebelumnya justru dengan terang-terangan melintas dihadapan kami dan seolah mencari tempat untuk dijadikan sarang baru bagi mereka.
                Alhasil, kami memutuskan untuk menutup semua akses keluar masuknya para tikus tersebut. Mulai dari menutup semua  lubang yang mereka ciptakan di banyak sudut ruangan, menutup beberapa plafon yang juga sudah terlanjur berlubang. Dan yang terakhir memburu para tikus rumah yang masih berkeliaran dan membunuhnya.
                Agak mengerikan memang mendenga kata membunuh itu. Tapi dari apa yang pernah saya dengar serta beberapa literatur yang pernah di baca. Mengingat tikus merupakan hewan perusak yang merugikan, maka kita di perbolehkan untuk membunuhnya namun tetap memperhatikan cara  membunuhnya.
                Jadilah Work From Home hari kemarin diisi dengan berburu tikus rumah. Dengan senjata alat kebersihan seadanya kami mengeksekusi para tikus di tengah ketakutan semua orang rumah. Jelas saja, diantara kami tidak ada yang berani memegang tikus, bahkan sekedar tidak sengaja mengenai tubuhnya ketika tikus melintas, kami akan heboh luar biasa.
                Dan hari kemarin, di tengah ketakutan itu kami memperoleh keseruan setelah hampir satu bulan menjalani seluruh aktivitas #dirumahaja. Apa yang membuat ketakutan menjadi keseruan?, yaitu proses perburuan yang diwarnai gelak tawa karena tingkah masig-masing dari kami yang berusaha tetap melindungi diri dari kontak langsung dengan para tikus rumah.
                Mungkin teman-teman mau mencoba menghibur diri sekaligus meminimalisir keberadaan tikus yang sangat merugikan di dalam rumah. Ini patut di coba J.

1 comment:

  1. Dan aku salah satu yang fobia tikus. Jika ada suara tikus maka semalaman bisa gak tidur karena jantung dah dig dug

    ReplyDelete