Friday, April 3, 2020

Ingin Jadi Penulis Tapi Nggak Pernah Nulis?



             
Pic from Pinterest
Saya tapok jidat sama kelakuan sendiri. Jangankan satu hari satu judul tulisan, enam bulan satu pun tidak saya lakukan. Lucu kalau inget waktu itu, waktu keinginan jadi penulis begitu menggebu, sekitar 9 tahun lamanya mimpi itu tersimpan sebagai wacana. Di dalam bayangan saya punya banyak buku se produktif Asma Nadia, punya beberapa novel yang di filmkan dan punya banyak pembaca.
                Dari banyak sisi, melakukan apa yang menurut saya bisa jadi upaya atas perwujudan mimpi menjadi seorang penulis. Seperti  membiasakan membaca buku untuk memperkaya kosa kata, membeli buku-buku karya Asma Nadia sebagai referensi. Membuat blog, akun wattpad hingga mendaftarkan diri sebagai kontributor penulis lepas. Tapi saya nggak pernah nulis.
Seorang seniman dikatakann seniman ketika dia menghasilkan banyak karya seni. Nggak tiba-tiba jadi seniman tanpa karya  kan?, begitu pun seorang penulis. Kadang merasa bodoh kalau ingat mimpi ingin jadi penulis sementara action masih nol besar. Selalu dikalahkan dengan apa yang dinamakan writing block, selalu berfikir gimana caranya ngumpulin dulu ilmu nulis baru nulis, sampai akhirnya bener-bener nggak  nulis.
Jadi, sebetulnya bukan saya nggak pernah mencoba menulis, tapi  ketika saya berusaha membuat sebuah karya, kalimat “Ngumpulin dulu ilmu nulis baru nulis” itu lama-lama jadi alibi. Dan ketika writing block, dialog yang tiba-tiba keluar dari alam sadar saya adalah “Ah….. belum cukup nih ilmunya, nanti aja kalo udah cukup baru mulai nulis”. Selalu berakhir seperti itu hingga mimpi untuk jadi penulis lambat laun habis kobaran apinya.    
Tapi bukan berarti kobaran yang hilang itu tidak menyisakan apapun, sisa-sisa percikan api masih memungkinkan dia berkobar kembali. Seperti saat ini, setelah menemukan beberapa komunitas kepenulisan dan bergabung di dalamnya, qadarullah saya menjadi lebih semangat untuk menulis, kembali menghidupkan blog yang saya buat 6 tahun silam. Menulis hal-hal yang semoga bermanfaat bagi orang banyak.
Ketika menulis ini, saya sedang mengikuti sebuah kelas kepenulisan dengan tantangan menulis One Day One Post (ODOP) dimana satu hari kita ditantang untuk menghasilkan sebuah tulisan yang kemudian dipost di blog pribadi. Semoga ini menjadi awal baik, tatkala saya mampu secara konsisten menulis setiap hari.
Pada dasarnya untuk mewujudkan impian menjadi seorang penulis, tentu kita harus menulis. menulis dulu semampunya dan terus belajar dari apa yang sudah ditulis. tanpa menulis dan masuk secara langsung ke dalam aktivitas itu, tentu kita tidak akan pernah tahu bagaimana mempelajari sebuah proses dalam menulis.

Bismillah, semangat menulis bagimu para pejuang literasi…….

5 comments:

  1. Hemnnn... Sama 🤭 Kalau aku, malas baca. Padahal ini nyawanya nulis. Borong buku kayak kesurupan. Giliran di rumah dianggurin. Koleksi tanpa mengkhatamkan semoga saya segera insaf.

    ReplyDelete
  2. Kita pake metode Menulis dengan mulut dan membaca dengan telinga aja, kalonemang mager banget 😁

    ReplyDelete